Minggu, 27 Maret 2011

Seri 3. BRUMBUNG kota sunyi.....

          BRUMBUNG  adalah nama sebuah Desa di Kecamatan Kepung, Pare - Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Arahnya dari kota Pare ketimur Jurusan Malang lewat Batu lebih kurang 10 Km, di kilometer 9 ada penunjuk arah menuju Waduk Siman, jalan itulah akan menuju ke Desa Brumbung. Desa Brumbung memiliki wilayah  7 Dusun, antara lain : Dusun Brumbung, Dusun Kebonagung, Dusun Karang Tengah, Dusun Tamping, dibawah pengendali Kasun Bapak Sugeng, Dusun Pucang Anom, dikendalikan oleh Kasun Bapak Tohari, Dusun Campurejo, Dusun Amperejo, dikendalikan oleh Kasun Bapak Supri.
  Batas-batas Desa Brumbung :
          Sebelah Utara   :  Desa Suwaru
          Sebelah Timur  :   Sungai Konto Kabupaten Malang
          Sebelah  Selatan : Desa Siman
          Sebelah Barat    :  DesaKepung
          Pada saat naskah ini ditulis Kepala Desa Brumbung dijabat oleh Bapak Sido Riyanto
        Brumbung memang desa, tapi warganya sudah tidak ndesani (kata orang jawa). Pendidikan warganya diatas rata-rata, artinya biarpun masih ada warga yang berpendidikan rendah itu hanya sedikit saja. Kalau kita perhatikan ensiklopedi Kabupaten Kediri mengenai data pemdidikan warga Desa Brumbung ternyata tidak kalah dengan desa-desa disekitarnya. Menurut informasi dari Sekdes Brumbung, pendidikan umum dan pendidikan agama warganya cukup lumayan. Ditambah lagi warga Desa Brumbung agamanya 100 % Islam.  Ini menunjukkan bahwa tingkat inteligensianya cukup tinggi artinya mereka-mereka mudah diajak bermusyawarah untuk membangun. 
         Ternyata memang benar, pada suatu kesempatan kami (maksud saya peserta KKN) berkunjung pada sebuah kelompok KBBS (Kelompok Bimbingan dan Belajar Sholat) di Dusun Tamping yang di pimpin oleh Ibu Umi Toharoh (Ibunya mBak Evi) itu sangat tanggap dan kompak. Mereka mau diajak bermusyawarah dan menghasilkan sebuah keputusan yang pasti, artinya keputusannya bisa dilaksanakan oleh semua anggota. Misalnya, pada pertemuan hari ini ada usulan "bagaimana kalau kelompok kita tidak haya belajar sholat tapi juga belajar membaca Kitab Suci Al-Quran?", mereka jawab "Ya bagus, setuju". Maka dilaksanakanlah keputusan tersebut dengan tanpa ada paksaan dan berjalan baik.
        Sebenarnya banyak yang menarik untuk dikaji lebih jauh agar paparan naskah ini bisa mengena keseluruh sudut-sudut pelosok Desa Brumbung, namun karena keterbatasan tenaga surveyor yang kurang memnuhi, maka saya (penulis naskah ini) hanya bisa memaparkan tulisan ini dari segi kekompakan lingkungan saja, utamanya mengenai kebersamaan.
             Pada waktu  para Mahasiswa Institut Agama Islam Tribakti Kediri ber KKN(Kuliah Kerja Nyata) di Desa Brumbung, khususnya kelompok IV, sekitar bulan Juli - Agustus 2010, banyak sekali program-program kelompok kami yang harus dilaksanakan dan semuanya sudah saya terakan pada tulisan-tulisan sebelumnya. Yang hingga sekarang tidak bisa dilupakan adalah keramahan warganya, kebersamaan warganya, dan sebagainya yang kesemuanya membawa Desa Brumbung melangkah lebih maju. Tiap tahun pasti ada perubahan pembangunan baik Pembangunan Fisik maupun pembangunan Mental Spiritual. Kekompakan warga dan keramahannya selalu mewarnai lancarnya pembangunan Desa Brumbung di bidang apa saja, artinya musyawarah dibidang apa saja dapat menghasilkan keputusan yang bisa dilaksanakan.
              Pertanian, pembangunan bidang pertanian Desa Brumbung tidak ketinggalan jika dibanding dengan desa-desa disekitarnya. Tanaman sawah dan tanaman ladang hasilnya cukup baik dan berkualitas, biarpun disana - sini masih ada saluran air yag masih perlu disempurnakan, paritnya perlu diplengseng agar debet air yang lewat saluran tersebut sesampai di lokasi tujuan tidak berkurang (jawa=ngrembes). Jadi sementara ini ya petani sendiri harus giat bersih-bersih saluran agar airnya lacar, seperti yang tampak di tepian Dusun Tamping.
              Penghijauan memang perlu, jangan biarkan ada tanah kosong tidak bertanaman. Warga harus ingat, bahwa Brumbung kan desa, jadi ya harus menyesuaikanlah. Pekarangan  kosong seharusnya ditanamilah dengan tanaman-tanaman produktif, misalnya tanaman: Kunir, Jahe, Lempuyang, Laos, Uwi, Suweg, Kaspe dan lain-lain. Bahkan pada saat KKN berlangsung peserta ikut beramai-ramai menanam 101 pohon mauni di Dusun Pucanganom yang di komadani oleh Pak Tohari selaku Kepala Dusun.
             Yang perlu dicermati bahwa  Desa Brumbung ini memiliki pasar. Nah pasar inilah minimal merupakan sentral pertemuan antara warga Brumbung khususnya dan umumnya warga sekitar. Apakah perlu kita manfaatkan atau sampai sejauh mana warga Brumbung memutar roda ekonominya melalui pasar tersebut. Meskipun sementara ini (yaitu pada saat Mahasiswa IAI Tribakti Kediri KKN) pasar Desa Brumbung hidupnya tiap hari masih 180 menit saja. Setidaknya khusus buat warga Dusun Campurejo  yang dipimpin Bapak Supri harus berfikir panjang menatap masa depan,"jangan biarkan Brumbung hanya sebagai kota sunyi........". (selanjutnya baca seri  4)
                                                                      ===:skp:===

Dibawah ini kita nikmati hasil jepretan kawan-kawan KKN kelompok IV/IAI Tribakti Kediri di bulan Agustus 2010.




 









Penulis : Sakrip, Mahasiswa Semester VII/2010, IAI Tribakti - Kediri. Fak.Dakwah-KPI..

Sabtu, 04 Desember 2010

BAHAN PROPOSAL PENGAJUAN SKRIPSI

DAKWAH LEWAT JURNALISTIK SANGAT EFEKTIF UNTUK MENYAMPAIKAN INFORMASI ISLAM


A. Latar Belakang.

               Sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga sekarang Dakwah Islam tidak pernah berhenti,meskipun dari berbagai penjuru musuh-musuh Islam selalu menyerangnya dari berbagai sudut dan metode. Dakwah Islam yang beragam cara; tabligh, taklim, ceramah, atau dalam bentuk semangat pengalaman Islam, baik dalam skala pribadi atau publik, ini  tidak pernah tampak patah semangat, terus maju dan terus berbenah, utamanya Dakwah lewat Jurnalistik. Meskipun penggusuran nilai-nilai Islam sangat besar dan berakibat melemahnya kekuatan pada penganutnya.  Tetapi janji Allah untuk memlihara  Al-Qur'an dan memenangkan Islam selalu direalisasikan dengan menyiapkan para da'i yang aktif, saleh dan peduli pada pengamalan ajaran Islam,  dan bersemangat menyebarkan ajaran Islam. Merekalah yang memelihara identitas ummat dihari ini. Mereka jugalah yang membangkitkan ummat untuk bersabar menghadapi kondisi yang belum berpihak kepada Islam. 1-236
                Bentuk gerakan dakwah sangat beragam, khususnya dakwah kotemporer. Ada gerakan dkwah yang bersifat personal, digerakkan oleh tokoh ulama dan da'i karismatik yang mempuyai pengaruh sangat besar ditengah-tengah masyarakatnya; dan ada juga dakwah jamaah yang berdakwah dalam bentuk organisasi yang tersusun rapi. Dakwah jamaah juga beragam, ada yang dibentuk oleh masyarakat yang peduli terhadap sesama,dan ada yang dibentuk secara resmi oleh pemerintah. Tidak saja bentuk gerakan dakwah yang berbeda: sistem dan metode yang beragamnyapun juga sangat beragam. Ada yang berusaha mendakwahkan seluruh nilai dan ajaran Islam dan ada yang berdakwah disektor tertentu saja. Ada yang berdakwah lewat sektor pendidikan, ada yang konsentrasi di bidang tabligh, ada yang menekuni dibidang pemikiran, dan ada yang berdakwah lewat lembaga sosial, politik dan lain-lain.
               Penentuan pilihan sektor dakwah ini membuat para da'inya membuat tingkat perhatian yang lebih terhadap segmen yang dipilihnya dan sedikit berkurang perhatiannya terhadap sektor yang lain. Pilihan sektor dakwah juga membawa  konsekwensi pada perbedaan sistem dan metode yang diterapkan.  semua bentuk gerakan tersebut memiliki kontribusi dari perkembangan dakwah, meskipun kadang-kadang terjadi gesekan-gesekan yang kurang sehat yang cukup menghambat gerak laju perkembangan dakwah. Pergesekan itu terjadi disebabkan antara lain sebagaian da'i maupun gerakan dakwah melakukan kekeliruan dalam perjalanan dakwahnya yang berakibat cukup serius pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Islam. Diantara kekeliruan yang banyak terjadi adalah: saling menjelekkan dan merendahkan, tergesa-gesa dalam langkah, tidak melakukan syura saat mengambil keputusan strategis, reaksioner, jatuh dalam perangkap musuh,dan lain-lain. 1-237
                              
B. Rumusan Masalah.

1.  Dakwah lewat jurnalistik, sejarah dan perannya dahulu.
               Sesungguhnya sejak masa kelahiran, prkembangan dan kebangkitan Islam, dakwah melalui tulisan sudah dipandang Rasulullah SAW sebagai salah satu bentuk langkah dakwah yang efektik. Dakwah lewat Jurnalistik sudah dimulai dan dikembangkan oleh Rasulullah SAW dengan pengiriman surat dakwah kepada kaisar, raja-raja,ataupun pemuka masyarakat yang ada.
               Pada tahun ke 6 hijriyah sejak terjadinya prjanjian perdamaian antara ummat Islam dan Qurays dengan Syulhul Hudaybiyah, Rasulullah SAW mulai mengetrapkan strategi dakwah melalui tulisan. Dirancang surat, kemudian ditulis oleh sahabat, dibubuhi stempel cincin perak yang berukirkan tulisan muhammadarrarulullah. Selanjutnya dengan jasa para sahabat dan utusan kepercayaan, surat-surat dakwah itu dikirimkan kepada sasaran dakwahnya. 2-38
               Surat-surat dakwah yang dikirimkan antara lain kepada Kaisar Romawi Timur: Heracles, Raja Persi: Kisra Abrawaiz, Raja Habsi: An-Najasi, Raja Mesir(Qibti): Muqauqis, Gubernur Kekaisaran Rumawi Timut di Damsyik:  Al-Harits bin Abi Syamar Al Ghossani, raja Bahrain: Al-Mundzir bin Sawa, pimpinan Banu Khuzaah: Rifaah  bin Ali, raja Uman: Jaifar bin Jalunda, dan Penguasa Yamamah: Hudzah bin Ali.
Surat-surat Rosulullah tersebut diterima dengan berbagai tanggapan dan reaksi. Ada yang diterima dengan senang hati, lalu memenuhi ajakan dengan meyakini kebenaran Islam. Dan ada yang menerima dengan murka seraya meremehkan ajakan untuk meyakini kebenaran Islam tersebut.
               Para penerima yang dikirimi surat, yang terpanggil dan terbuka jiwanya untuk menerima kebenaran Islam itu diantaranya adalah : raja Habsy An-Najasyi Al-Ahsham, raja Bahrain Al-Mundzir bin Sawa, pemimpin Banu Khuzaah: Rifaah bin Ali, dan raja Uman: Jaifar bin Julunda beserta adiknya Abdan bin Julunda. Mereka dengan mantap menyambut ajakan rasul dengan berbagai tindakan. Ada yang langsung mengirim surat balasan dan menyatakan masuk Islam, hingga ada yang langsung bersedia menghadap rasul untuk menyatakan keislamannya.
               Tetapi lain lagi critanya yang dialami oleh Abdullah bin Hudzafah As-Salmi, setelah menyerahkan surat Rasulullah SAW kepada raja Persi yang bernama Kisra Abrawais, denganmata sendiri ia melihat bahwa surat tersebut dirobek dengan menunjukkan kecongkaan yang luar bisa. Abrawais merasa diremehkan kedudukannya dengan surat yang datang dari Rasulullah SAW tersebut. Kemudian dengn sebera memerintahkan gubernurnya di Yaman yaitu Badzan untuk mengirim utusan mendatangi untuk mnyuruh rasul menghadapnya. Tetapi ia mengalami kekecewaan dari tindakan yang dilakukan tersebut.
               Setelah Rasulullah SAW pulang kerahmatullah, dakwah lewat jurnalistik atau pelaksnaan dakwah dengan menuliskan surat dakwah terus dikembangkan oleh para sahabat dan cendekiawan muslim lainnya. Bahkan tulisan-tulisannya mengalami kemajuan yng menggembirakan, mulai dari gaya bahasa, gaya kepenuisannya, hingga kepada ragam bentuk dan ukurannya. Karennya tidak disangkal lagi bahwa "dakwah lewat jurnalistk" sudah dirintis sejak permulaan Islam oleh Rasulullah SAW.
               Bila setiap pembuat berita dapat disebut sebagai wartawan atau jurnalis,maka nama sahabat nabi mulai Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Afan, Ali bin Abi Thallib, Ibnu Umar, Aisyah r.a (istri nabi) dan banyak lagi tokoh muslim yang mempunyai aktivitas serupa, tentulah layak mendapat sebutan sebagai wartawan. Dari para sahabat, catatan aktivitas kenabian Rasulullah SAW diberikan kepada para tabiin. Para tabiin kemudian memberikan kepada perawi-perawi hadits. Dengan kerjasama tersebut akhirnya lahirlah karya-karya jurnaistik Islam yang terkenal, jurnalis-jurnalis terus bermunculan, langgeng hingga akhir zaman.

2. Dakwah Lewat Jurnalistik Sebuah Peluang Syi'ar dan Tugas Umat.               
               Di era globalisasi informasi dewasa ini, merupakan masa dimana tantangan, sekaligus meupakan peluang bagi ummat Islam untuk melancarkan syi'ar Islam terbuka lebar. Dengan kemajuan yang ada dalam setiap kehidupan masyarakat, para muballigh, para aktifis dakwah, dan seluruh ummat Islam yang memang terkena kewajiban secara syar'i melakukan dakwah islamiah harus sekuat tenaga mendakwahkan Islam dengan berbagai macam cara. 
               Dakwah bil lisan, dakwah bil hal dan dakwah bil qalam, juga harus lebih digalakkan. Pemanfaatan media  massa dalam hal berdakwah dapat dilakukan melalui penulisan opini yag umumnya terdapat diberbagai surat kabar harian, mingguan, tabloit, atau majalah-majalah hingga bulletin internal masjid. Lebih besar lagi dengan menerbitkan tulisan dalam bentuk buku-buku.
               Melalui tulisan di media masa seorang moballigh, ulama, kyai atau ummat islam yang mempunyai keahlian dibidangnya dapat melakukan tugasnya sebagai seorang jurnalis muslim. Jurnalis yang memiliki peran sebagai muaddib (pendidik ummat), musaddid (pelurus informasi tentang ajaran  ummat Islam), nuwahis (pemersatu atau perekat umat Islam), dan sekaligus sebagai mujahid (pejuang, pembela agama). 2-41
               Obyek dan cakupan dakwah bil qalam lebih bersifat meluas dan lebih banyak. Kerena pesan dakwah dan informasi Islam  dapat dibaca oleh ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu hingga jutaan orang pembaca dalam waktu yang bersamaan. Dakwah lewat tulisan juga merupakan senjata ummat Islam untuk melawan serbuan berbagai pemikiran kaum kafirin dan munafikin yang hendak merusak akidah, pemikiran dan prilaku umat Islam melalui sarana media massa. Media massa memang alat efektif untuk membentuk opini umum, bahkan mempengaruhi orang secara kuat dan massif.
               Kita dapat mengetahui bahwa tulisan-tulisannya para ulama dapat mengabadikan dan menyebarluaskan pandangan-pandangan keislamannya. Kita bisa melihat atau mengenal tulisan ulama terdahulu melalui beberapa buku atau kitab yang saat ini dikenal sebagai kitab kuning (buku teks) para santri dipesantren.
               Dengan memiliki kemampuan menulis, menjadikan seorang Imam Besar Al-Ghozali telah dapat mewariskan dan mendakwahkan ilmunya. Melalui karangannya dalam kitab Al-Ihyak Ulumuddin dan tulisan lainnya. Begitu juga para Ulama, sarjana, filosuf dan cendekiawan muslim lainnya dari berbagai disiplin ilmu.
               Disisi lain, sebagai jawaban mengapa berdakwah lewat jurnalistik ( dakwah bil qalam ) adalah melalui tulisan-tulisan dimedia massa, seseorang dapat menciptakan opini publik, mempengaruhi masa, hingga melakukan propaganda. Satu hal lagi yang tidak boleh terlupakan adalah sebagai umat pilihan, haruslah mewarisi ketrampilan dan kemahiran para ulama, ahli fikir dan cendekiawan.
Muslim terdahulu yang dapat mengabadikan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu dalam pemikirannya melalui tulisan. Tidak kalah pentingnya lagi adalah ummat Islam menyadarkan umat Islam yang menyebarkan tulisan berbagai media massa, agar memiliki kesadaran dan mampu serta mau mengemban missi suci sebagai jurnalis Islam. 

3. Dakwah melalui Jurnalistik Perkokoh Ummat Islam.
               Satu masalah besar bagi ummat Islam di era globalisasi informasi dewasa ini adalah kurangnya memiliki media massa yang memadai. Pada hal jika ditilikdari fugsinya sangat besar sekali yaitu sebagi wadah memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai ummat Islam, atau membela kepentingan agama dan ummat Islam. Sebagai akibat yang jelas dirasakan oleh ummat Islam adalah tidak hanya tersalurkannya aspirasi ummat, tetepi yang lebih parah lagi adalah membuat ummat Islam hanya menjadi konsumen dan lahan pasar bagi musuh-musuh Islam yang tidak jarang membawa informasi yang menyesatkan.
               Tampak dalam perkembangan teknologi informasi yang sedang berkembang saat ini, agama dan umatIslam menjadi bulan-bulanan dari musuh-musuh Islam. Orang-orang barat dengan gencar berusaha menanamkan segala nilai-nilai barat, seperti paham materialisme, sekulerisme,nasionalisme, hedonisme atau isme lainnya yang menjadi mewabah dikalangan umat Islam.  Di era informasi ini ummat Islam tengah dilanda invasi pmikiran dan budaya barat. Dunia Islam tampak tidak berdaya menghadapi srangan pers barat yang bermisi menjauhkan ummat Islam ari ajaran Islam yang murni serta membuat opini umum atau kesan yang jelek tentang Islam.
  .          Bersambung                
                                             

Selasa, 23 November 2010

Seri 2. Indahnya Kebersamaan

          Pada hari pertama, memang kedatangan saya terlambat, yaitu tidak ikut pertemuan di Aula Kecamatan Kepung, karena paginya "Vespaku ngadat" dan harus ke bengkel ganti Kampas Kopling. Hingga saya sampai di Aula Kecamatan Kepung, pertemuan sudah tampak bubar. Setelah istirahat dan makan bakso di warung Al Hidayah, baru saya menuju Desa Brumbung. Ternyata saya belum hafal jalan menuju lokasi, jadi harus sering tanya kepada warga setempat, mana itu Desa Brumbung, biarpun saya tiga hari yang lau pernah diajak survei oleh kawan-kawan.
          Tiba ditempat.... ee...... ternyata kawan-kawan sudah tak lagi di Kantor Desa. Saya lihat memang jam sudah menunjukkan pukul 13.30. Pikir-pikir digit HP saya pencet ke cenel Ustad Sulthon Fauzi, ngomong punya ngomong mereka sudah berada di POSKO, yang saat itu masih dirumah pak Samino;  tak lama kemudian saya dijemput oleh seorang kawan, maaf saya tak ingat lagi namanya. Sesampai di Posko saya disambut gembira oleh teman-teman, sapa dan jabat tangan mengiringinya. Setelah barang-barang bawaan saya taruh dilantai apa adanya lalu saya istirahat diteras, sambil melihat-lihat lingkungan.
          Habis sholat dhuhur dan makan camilan, kelompok kami mengadakan semacam rapat kilat, membagi tugas survey lapangan kewilayah kerja KKN dan sekaligus sowan kepada para pejabat setempat dan para pinisepuh. Saat rapat itu pula dibentuklah kelompok-kelompok, yaitu 3 kelompok. Saya sendiri tergabung di kelompok 3. Setelah 'Asyar, semua kelompok meluncurlah menuju sasaran masing-masing. Kelompok 1 ke Dusun Karang Tengah dipimpin Ustad Sulthon Fauzi, Dusun Pucang Anom dipimpin oleh Ustad Suharmaji, Dusun Tamping di pimpin oleh saya sendiri, yaitu Sakrip. Kelompok 3 yang menuju Dusun Tamping siap berangkat tumpleg-bleg, jejel - riyel, dengan menggunakan mobil Ustad Syafii dan dikawal oleh kawanku yang paling setia Ibu Nur Hidayati dan mBak Ermawati, ia berdua naik sepeda motor. Dalam perjalanan lebih kurang 10 menit sampailah di Dusun Tamping dengan diawali sowan di rumah Bapak Ketua RT 27 dan Bapak Ketua RT 28.
          Pertemuan  ini selain menyampaikan maksud kami ber KKN, juga memberikan informasi sederhana maksud-maksud KKN, yang akhirnya kami mohon doa restu dan dukungannya dari warga setempat. Tak ketinggalan data-data sementara dari Bapak Ketua RT  juga diberikannya, seperti jumlah penduduk, situasi daerah, pemeluk agama, pendidikan dan lain-lain. Lebih kurang 20 menit kami bincang-bincang, dan kemudian kami kembali ke POSKO melalui jalan yang sama, jalan yang aspalnya habis, berhari-hari tertindas dan terlindas oleh Truk-truk pengangkut batu kali dan pasir.
Lebih kurang jam 17.00 kelompok kami tiba di POSKO. Setelah mandi dan lain sebagainya, kami ke Masjid Sabilil Birri untuk mengikuti Jamaah Sholat Maghrib  dan sekaligus Sholat 'Isyak. Habis Sholat Maghrib dan sambil menunggu Sholat 'Isyak, waktu ini saya pakai mengamati lingkungan masjid, apa saja dan bagaimana kegiatan masjid ini. Ada terpampang Struktur Pengurus Masjid, Papan pengumuman mutasi keuangan, jadwal tugas dan jadwal kegiatan. Hanya yang belum terpampang Nama Masjid, seperti masjid-masjid lainnya kan ada Papan Nama Masjid. Kiranya perlu diperhatikan yaitu kebersihan masjid dan lingkungannya masih tampak belum teratur rapi. Apa mungkin personil/petugas-nya perlu dibenahi atau ada hal-hal lain yang perlu dipikirkan bersama. Akan tetapi kita harus maklum, tiap-tiap masjid ( khususnya mengenai pemasukan keuangan) tidak sama, tetapi jika keuangan itu dikelola dengan baik, maka sasaran penggunaannya akan terarah. Seperti misalnya pemeliharaan inventaris; karpet, almari perpustakaan, sonsistem, pemeliharaan bangunan, kebersihan dan lain-lain, insyaalloh semuanya akan tertangani.  Semua itu pangkalnya ada di - kebersamaan - lah yang perlu diperhatikan. Artinya semua jamaah harus ada rasa memiliki (jawa: handarbeni).
           Diutara masjid tampak ada bangunan yang tak terawat. Saya tanya kepada jamaah yang lagi duduk di serambi masjid, katanya dulu itu Pondok Pesantren. Didirikan oleh Al Mamaghfurlloh Kyai .......................
pada tahun 19.....dengan jumlah santri 1500 (seribu lima ratus)orang, jadi termasuk Kategori Pondok Pesantren besar. Syahdan setelah ditinggal pindah tempat oleh pendirinya, dan diganti oleh para generasi penerusnya, maka sedikit demi sedikit santrinya surut-surut dan lama-kelamaan santrinya tiada lagi. Saat tulisan ini saya haturkan kepada para pembaca bangunan pondok pesantren tersebut tak terawat. Entah apalah yang kurang, dan ini perlu dicermati.  Kena apa, apa sebab, bagaimana, kok bisa begitu, begini,
kok bisa tinggal bangunannya saja. Saya menyangka "pasti ada yang nggak beres".
Apa mungkin dari segi karisma generasi penerusnya?
Apa juga dari sudut menejemen pengelolaannya?
Apa SDM  personil pengelola kurang mumpuni?
"Barangkali bisa juga dari ketiganya. Memang kekompakan, sekali lagi kekompakan, akan selalu membawa sebagian dari keberhasilan suatu organisasi", kata Ustad Sulthon Fauzi dan Ustad Syafii. 
Termasuk keberanian dan kebersamaan dalam mengambil keputusan; jika keputusan ternyata salah,  maka keputusan tersebut perlu diperbaiki sedikit demi sedikit, jangan keputusan yang salah itu dibiarkan hingga berlarut-larut. Ah ................ biarlah dulu, ini PR kita bersama.
          Habis sholat 'Isyak kami kembali ke POSKO. Tak lama kemudian kami makan malam, yaa seadanya.
Yang penting perut terisi, makanan bergizi, memenuhi empat sehat lima sempurna.
Lebih kurang jam 20.30 kami mengadakan rapat umum, menyusun program kerja untuk hari-hari berikutnya. Didahului laporan hasil survey sementara tiap-tiap kelompok, kemudian dirangkum dan dipadukan. Maka disusunlah program terbut sesuai dengan juklak dari institut.
          Ternyata menyusun program kerja tidak gampang, susah dan sulit. Buktinya dari masing-masing divisi yang bisa tampil lebih dulu di Papan Pengumuman yaitu masih Divisi Pendidikan yang dikomandani oleh Ustad Mohammad Yusuf Ansory. Sedang Divisi Kelembagaan dan Divisi Keagamaan saya lihat hingga KKN berakhir tak nampang dengan lugas di papan pengumuman, sering ada perubahan dan ada yang tidak terealisir.Bahkan dari Divisi Kelembagaan yang dipimpin Oleh Ustad Ahmad Sarbini, kita sudah pulang kampung, beliau masih menyelesaikan tugas yang tercecer.
          Disinilah yang perlu dicermati juga, dalam menyelesaikan tugas ternyata kekompakan antar lembaga dan antar personil menjadi tulang punggung keberhasilan suatu organisasi. Sebagai pemimpin organisasi, disini ketua kelompok ambil peranan dalam bidang pengendaliannya, sehingga semua program tepat sasaran, hingga tujuan KKN terpenuhi. Dan insyaalloh, P3M tidak kesulitan membuat nilai di Sertifikat KKN yaitu nilai A(sangat baik) semua. Sedang yang terrealisir ada yang Nilai A, ada yang Nilai B, ini menunnjukkan bahwa kelompok 4 tidak ada kebersamaan yang indah. Yang ada hanyalah kekompakan semu, saling tuding dan saling menyalahkan.       

          Selanjutnya baca.............Seri 3. Brumbung kota sunyi........


                         Ustadzah Anni Muzdalifah  lagi istirahat bersama Ustadzah Susiyah
                     di penyeberangan pertama menuju Air Terjun Tretes Wonosalam Jombang               











(Penuslis dan kolektor : mBah Sakrip  Mhs IAI Tribakti Kediri, Smt VII/2010, Fak Dakwah- KPI, NIM. 07 030.0480, Agustus 2010, Brumbung,Kepung, Kediri)

Senin, 15 November 2010

PENGALAMANKU KKN IAI TRIBAKTI KEDIRI DI KEC. KEPUNG - PARE

Seri 1. Seperti Burung yang baru lepas dari sangkarnya                                                 
          Begini kan, waktu itu tepatnya Kamis tanggal 8 Juli 2010 sampai dengan Senin 9 Agustus 2010, kan perkuliahanku lagi habis semester VI dan  memasuki semester VII, ada peraturan dari institut bahwa  sebelum menjalani semester berikutnya (yaitu semester VII) mahasiswa/i wajib mengikuti KKN dulu. Itu lo KKN maksudku Kuliah Kerja Nyata, yaitu melihat dari dekat mengenai pengetrapan ilmu-ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah di bandingkan dengan realita di masyarakat. Apakah bisa atau sulit dan atau tidak bisa samasekali teori-teori di bangku kuliah tersebut diterapkan di masyarakat.
          Yang ku ingat betul aku bergabung di kelompok 4, bersama 32 orang kawan, dari berbagai Fakultas dan jurusan. Ada Fakultas Tarbiyyah, Fakultas Syariah dan Fakultas Dakwah. Aku sendiri ambil Fakultas Dakwah Jurusan KPI, Komunikasi dan Penyiaran Islam. Personilnya antara lain : Ma'ruf sebagai Ketua Klompok, Na'imah dan Rofi' sebagai sekretaris, mBak Ermawati, Nur Hidayati sebagai Bendahara. Anggotanya : Agus Basar Rh, Samsu Dukha, Saiful Mm, Saiful Huda, Sakrip, Suharmaji, Sulton Fauzi, Susiyah, Nur Hasanah, Nurkholifah, Mudzayanah, Ahmad Yani, Ahmad Sarbini, Badrul Muniroh, Ifa Munadiroh, Vivin Novarina,  Alifatussholihah, Anni Muzdalifah, Siswati, Yuni Istiwi, Nur Asiah, Yayuk Rokhmawati , Yusuf Ansori, Nurhidayah, dan Safii. Pokoknya semuanya cakep-cakep deh.......!

Kelompokku mendapatkan tugas di Desa Brumbung, Kecamatan Kepung, dari Kota Pare - Kediri Jawa Timur kearah timur lebih kurang 12 kilometer. Kami ngepos di Dusun Pucanganom, meliputi wilayah kerja KKN, yaitu Dusun Pucanganom, Dusun Tamping dan Dusun Karang Tengah.
Bagus loo lingkungannya ..............., pertama kami datang disambut dengan penuh hangat oleh warga masyarakat setempat, bahkan hingga KKN berakhir semuanya masih tetap terkenang.  Semula memang kami bertinggal di rumah Pak Samino, karena sesuatu hal yaitu antara lain listrik kurang memenuhi, kemudian kami pindah di rumah Pak Haji Qodir dan rumah Pak Haji Muhsin, Dusun Pucanganom, dekat Masjid Sabilil Birri. Jadi kami berada dilingkungan pesantren, dan warganya  taat beragama. Banyak kegiatan - kegiatan yang bersifat relegi di lingkungannya, baik laki-laki maupun perempuan, ada kelompok Yasin Tahlil, Taman Pendidikan Al Qur'an, Kelompok Belajar dan Bimbingan Sholat (KBBS), Dibaiyah, dan lain-lain.
          Sebelum lebih jauh dalam saya bercerita tentanng apa saja kegiatan KKN kelompok IV, begini ...saya dan kawan-kawan begitu masuk kedaerah Brumbung ini, khususnya Pucanganom, masih sangat mulus loo..., artinya masih banyak lokasi-lokasi yang belum tersentuh oleh tangan-tangan pembangunan, baik pertaniannya, pengaturan tata tanaman pekarangannya, dan lain-lain masih asli, panorama lingkungan alamnya ahh...... sangat indah. Apalagi, waktu kami tiba sudah sore, dan malamnya aduhai......., tak ada berisik suara mobil bak kota, suasanya ayem-tentrem, hanya suara-suara hewan cilik, belalang, jangkrik, saja kayaknya yang menemani kami  untuk bercengkerama, dan kayaknya setiap malam juga  menghibur warga Pucanganom dalam malam yang kelam.
          Paginya, setelah mengikuti sholat berjamaah subuh di Masjid Sabilil Birri, saya dan kawan-kawan tak segera kembali di POSKO, kami tertarik dengan sumber air di belakang Masjid   yang sepanjang tahun tak pernah henti, memancar terus tak pandang musim. Entah berapa kubik kekuatan pancarnya per jam, yang jelas aliran air sumber itu banyak dimanfaatkan oleh warga setempat dan warga-warga diluar daerah Brumbung, baik untuk pengairan sawah, sumber air minum, untuk mandi dan kebutuhan lainnya. Namun sayangnya sampai saat tulisan ini saya haturkan kepada para pembaca, sumber air itu belum tersentuh oleh pembangunan yang berbau APBD kabupaten Kediri. Pak Sugeng, yaitu Kepala Dusun Brumbung, dan Pak Tohari Kepala Dusun Pucanganom, mengatakan kepada kami  "sebenarnya untuk anggaran pembangunannya sudah diusulkan lewat rapat warga setempat, namun sampai sekarang anggaran itu belum turun, pada hal masyarakat sangat membutuhkan aliran sumber air tersebut. Yaa saya yakin air ini akan banyak manfaatnya".
          Kami berempat, yaitu saya sendiri (penulis naskah ini), Ustad Suharmaji, Ustad Sulthon Fauzi dan Pak Haji Muhsin (Ta'mir Masjid Sabilil Birri) juga punya gagasan seperti kehendak Pak Kepala Dusun diatas. Pikir punya pikir Sumber Air itu sangat bermanfaat kepada masyarakat, kami yakin kegunaan air sumber tersebut bukan hanya untuk pertanian, tapi bermanfaat untuk yang lain juga.
          Kemudian kami kembali ke POSKO, dan Pak Haji Muhsin pulang kerumahnya. Setelah baca Al Qur'an sedapatnya, maksud saya dua halaman - tiga halaman, kelompok kami mengadakan bakti sosial, yaitu bersih-bersih POSKO dan lingkungannya. Ya membersihkan debu-debu didinding-dinding ruangan, bersih-bersih jendela, nyapu halaman dan juga nyapu jalan depan Posko. Kawan-kawan putri sebagian ada yang berbelanja di pasar dan memasaknya. Sekitar jam 06.30, bakti sosial sudah rampung dan makan pagipun siap disantap. Alhamdulillah ............., ternyata lezat juga masakan kawan-kawan, nikmatnya bukan main. Lauknya..... ada urap-urap, ada kerupuk, telor dadar dan ada yang khas, yaitu ikan asin. Ikan Asin ini lauk kesukaanku,  mungkin rahasia kesukaanku ini ketahuan kawan-kawan, atau bagaimana yaa, tiap hari bahkan hingga KKN berakhir ikan asin pun tak ketinggalan. Tampil terus.............., dan akupun tak kan bosan melahapnya.
          Biarpun tak semua begitu, ada yang berfikir juga bahwa ditempat KKN ini bak seperti ngungsi tidur saja. Sedang jika ada kesempatan pulang kerumah, ah........ ada-ada saja, oleh anak-anak mana yang ditagih SPP, uang LKS, uang saku,mana bayar telepon, mana bayar listrik, genting bocor, ah........ puyeng !
Tapi yaa maklum dan perlu dicermati, bahwa kami peserta KKN ini 60 % sudah berkeluarga, sudah beranak pinak, biasanya hari-hari dirumah selalu disibukkan dengan urusan rumah tangga, ya urusan dapur, urusan anak, urus suami-istri, dan lain-lain. Termasuk saya sendiri ditempat KKN ini urusan ini-itu bab rumah tangga semua terlupakan, semua waktu hanya untuk KKN. Tampaknya kawan-kawan pun juga demikian, bahkan sepertinya ada yang lebih dari itu, mereka ditempat KKN ini merasa bebas, bebas-lepas dari urusan tetek-bengeknya rumah tangga, sekali lagi bebas, bebas seperti burung yang baru lepas dari sangkarnya. 
    











   Selanjutnya baca......." Seri 2  Indahnya kebersamaan"......(Penulis : Sakrip Mhs IAI Tribakti Smtr VII / 2010,Fak Dakwah- KPI ,NIM  07 030 0480).