Sabtu, 04 Desember 2010

BAHAN PROPOSAL PENGAJUAN SKRIPSI

DAKWAH LEWAT JURNALISTIK SANGAT EFEKTIF UNTUK MENYAMPAIKAN INFORMASI ISLAM


A. Latar Belakang.

               Sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga sekarang Dakwah Islam tidak pernah berhenti,meskipun dari berbagai penjuru musuh-musuh Islam selalu menyerangnya dari berbagai sudut dan metode. Dakwah Islam yang beragam cara; tabligh, taklim, ceramah, atau dalam bentuk semangat pengalaman Islam, baik dalam skala pribadi atau publik, ini  tidak pernah tampak patah semangat, terus maju dan terus berbenah, utamanya Dakwah lewat Jurnalistik. Meskipun penggusuran nilai-nilai Islam sangat besar dan berakibat melemahnya kekuatan pada penganutnya.  Tetapi janji Allah untuk memlihara  Al-Qur'an dan memenangkan Islam selalu direalisasikan dengan menyiapkan para da'i yang aktif, saleh dan peduli pada pengamalan ajaran Islam,  dan bersemangat menyebarkan ajaran Islam. Merekalah yang memelihara identitas ummat dihari ini. Mereka jugalah yang membangkitkan ummat untuk bersabar menghadapi kondisi yang belum berpihak kepada Islam. 1-236
                Bentuk gerakan dakwah sangat beragam, khususnya dakwah kotemporer. Ada gerakan dkwah yang bersifat personal, digerakkan oleh tokoh ulama dan da'i karismatik yang mempuyai pengaruh sangat besar ditengah-tengah masyarakatnya; dan ada juga dakwah jamaah yang berdakwah dalam bentuk organisasi yang tersusun rapi. Dakwah jamaah juga beragam, ada yang dibentuk oleh masyarakat yang peduli terhadap sesama,dan ada yang dibentuk secara resmi oleh pemerintah. Tidak saja bentuk gerakan dakwah yang berbeda: sistem dan metode yang beragamnyapun juga sangat beragam. Ada yang berusaha mendakwahkan seluruh nilai dan ajaran Islam dan ada yang berdakwah disektor tertentu saja. Ada yang berdakwah lewat sektor pendidikan, ada yang konsentrasi di bidang tabligh, ada yang menekuni dibidang pemikiran, dan ada yang berdakwah lewat lembaga sosial, politik dan lain-lain.
               Penentuan pilihan sektor dakwah ini membuat para da'inya membuat tingkat perhatian yang lebih terhadap segmen yang dipilihnya dan sedikit berkurang perhatiannya terhadap sektor yang lain. Pilihan sektor dakwah juga membawa  konsekwensi pada perbedaan sistem dan metode yang diterapkan.  semua bentuk gerakan tersebut memiliki kontribusi dari perkembangan dakwah, meskipun kadang-kadang terjadi gesekan-gesekan yang kurang sehat yang cukup menghambat gerak laju perkembangan dakwah. Pergesekan itu terjadi disebabkan antara lain sebagaian da'i maupun gerakan dakwah melakukan kekeliruan dalam perjalanan dakwahnya yang berakibat cukup serius pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Islam. Diantara kekeliruan yang banyak terjadi adalah: saling menjelekkan dan merendahkan, tergesa-gesa dalam langkah, tidak melakukan syura saat mengambil keputusan strategis, reaksioner, jatuh dalam perangkap musuh,dan lain-lain. 1-237
                              
B. Rumusan Masalah.

1.  Dakwah lewat jurnalistik, sejarah dan perannya dahulu.
               Sesungguhnya sejak masa kelahiran, prkembangan dan kebangkitan Islam, dakwah melalui tulisan sudah dipandang Rasulullah SAW sebagai salah satu bentuk langkah dakwah yang efektik. Dakwah lewat Jurnalistik sudah dimulai dan dikembangkan oleh Rasulullah SAW dengan pengiriman surat dakwah kepada kaisar, raja-raja,ataupun pemuka masyarakat yang ada.
               Pada tahun ke 6 hijriyah sejak terjadinya prjanjian perdamaian antara ummat Islam dan Qurays dengan Syulhul Hudaybiyah, Rasulullah SAW mulai mengetrapkan strategi dakwah melalui tulisan. Dirancang surat, kemudian ditulis oleh sahabat, dibubuhi stempel cincin perak yang berukirkan tulisan muhammadarrarulullah. Selanjutnya dengan jasa para sahabat dan utusan kepercayaan, surat-surat dakwah itu dikirimkan kepada sasaran dakwahnya. 2-38
               Surat-surat dakwah yang dikirimkan antara lain kepada Kaisar Romawi Timur: Heracles, Raja Persi: Kisra Abrawaiz, Raja Habsi: An-Najasi, Raja Mesir(Qibti): Muqauqis, Gubernur Kekaisaran Rumawi Timut di Damsyik:  Al-Harits bin Abi Syamar Al Ghossani, raja Bahrain: Al-Mundzir bin Sawa, pimpinan Banu Khuzaah: Rifaah  bin Ali, raja Uman: Jaifar bin Jalunda, dan Penguasa Yamamah: Hudzah bin Ali.
Surat-surat Rosulullah tersebut diterima dengan berbagai tanggapan dan reaksi. Ada yang diterima dengan senang hati, lalu memenuhi ajakan dengan meyakini kebenaran Islam. Dan ada yang menerima dengan murka seraya meremehkan ajakan untuk meyakini kebenaran Islam tersebut.
               Para penerima yang dikirimi surat, yang terpanggil dan terbuka jiwanya untuk menerima kebenaran Islam itu diantaranya adalah : raja Habsy An-Najasyi Al-Ahsham, raja Bahrain Al-Mundzir bin Sawa, pemimpin Banu Khuzaah: Rifaah bin Ali, dan raja Uman: Jaifar bin Julunda beserta adiknya Abdan bin Julunda. Mereka dengan mantap menyambut ajakan rasul dengan berbagai tindakan. Ada yang langsung mengirim surat balasan dan menyatakan masuk Islam, hingga ada yang langsung bersedia menghadap rasul untuk menyatakan keislamannya.
               Tetapi lain lagi critanya yang dialami oleh Abdullah bin Hudzafah As-Salmi, setelah menyerahkan surat Rasulullah SAW kepada raja Persi yang bernama Kisra Abrawais, denganmata sendiri ia melihat bahwa surat tersebut dirobek dengan menunjukkan kecongkaan yang luar bisa. Abrawais merasa diremehkan kedudukannya dengan surat yang datang dari Rasulullah SAW tersebut. Kemudian dengn sebera memerintahkan gubernurnya di Yaman yaitu Badzan untuk mengirim utusan mendatangi untuk mnyuruh rasul menghadapnya. Tetapi ia mengalami kekecewaan dari tindakan yang dilakukan tersebut.
               Setelah Rasulullah SAW pulang kerahmatullah, dakwah lewat jurnalistik atau pelaksnaan dakwah dengan menuliskan surat dakwah terus dikembangkan oleh para sahabat dan cendekiawan muslim lainnya. Bahkan tulisan-tulisannya mengalami kemajuan yng menggembirakan, mulai dari gaya bahasa, gaya kepenuisannya, hingga kepada ragam bentuk dan ukurannya. Karennya tidak disangkal lagi bahwa "dakwah lewat jurnalistk" sudah dirintis sejak permulaan Islam oleh Rasulullah SAW.
               Bila setiap pembuat berita dapat disebut sebagai wartawan atau jurnalis,maka nama sahabat nabi mulai Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Afan, Ali bin Abi Thallib, Ibnu Umar, Aisyah r.a (istri nabi) dan banyak lagi tokoh muslim yang mempunyai aktivitas serupa, tentulah layak mendapat sebutan sebagai wartawan. Dari para sahabat, catatan aktivitas kenabian Rasulullah SAW diberikan kepada para tabiin. Para tabiin kemudian memberikan kepada perawi-perawi hadits. Dengan kerjasama tersebut akhirnya lahirlah karya-karya jurnaistik Islam yang terkenal, jurnalis-jurnalis terus bermunculan, langgeng hingga akhir zaman.

2. Dakwah Lewat Jurnalistik Sebuah Peluang Syi'ar dan Tugas Umat.               
               Di era globalisasi informasi dewasa ini, merupakan masa dimana tantangan, sekaligus meupakan peluang bagi ummat Islam untuk melancarkan syi'ar Islam terbuka lebar. Dengan kemajuan yang ada dalam setiap kehidupan masyarakat, para muballigh, para aktifis dakwah, dan seluruh ummat Islam yang memang terkena kewajiban secara syar'i melakukan dakwah islamiah harus sekuat tenaga mendakwahkan Islam dengan berbagai macam cara. 
               Dakwah bil lisan, dakwah bil hal dan dakwah bil qalam, juga harus lebih digalakkan. Pemanfaatan media  massa dalam hal berdakwah dapat dilakukan melalui penulisan opini yag umumnya terdapat diberbagai surat kabar harian, mingguan, tabloit, atau majalah-majalah hingga bulletin internal masjid. Lebih besar lagi dengan menerbitkan tulisan dalam bentuk buku-buku.
               Melalui tulisan di media masa seorang moballigh, ulama, kyai atau ummat islam yang mempunyai keahlian dibidangnya dapat melakukan tugasnya sebagai seorang jurnalis muslim. Jurnalis yang memiliki peran sebagai muaddib (pendidik ummat), musaddid (pelurus informasi tentang ajaran  ummat Islam), nuwahis (pemersatu atau perekat umat Islam), dan sekaligus sebagai mujahid (pejuang, pembela agama). 2-41
               Obyek dan cakupan dakwah bil qalam lebih bersifat meluas dan lebih banyak. Kerena pesan dakwah dan informasi Islam  dapat dibaca oleh ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu hingga jutaan orang pembaca dalam waktu yang bersamaan. Dakwah lewat tulisan juga merupakan senjata ummat Islam untuk melawan serbuan berbagai pemikiran kaum kafirin dan munafikin yang hendak merusak akidah, pemikiran dan prilaku umat Islam melalui sarana media massa. Media massa memang alat efektif untuk membentuk opini umum, bahkan mempengaruhi orang secara kuat dan massif.
               Kita dapat mengetahui bahwa tulisan-tulisannya para ulama dapat mengabadikan dan menyebarluaskan pandangan-pandangan keislamannya. Kita bisa melihat atau mengenal tulisan ulama terdahulu melalui beberapa buku atau kitab yang saat ini dikenal sebagai kitab kuning (buku teks) para santri dipesantren.
               Dengan memiliki kemampuan menulis, menjadikan seorang Imam Besar Al-Ghozali telah dapat mewariskan dan mendakwahkan ilmunya. Melalui karangannya dalam kitab Al-Ihyak Ulumuddin dan tulisan lainnya. Begitu juga para Ulama, sarjana, filosuf dan cendekiawan muslim lainnya dari berbagai disiplin ilmu.
               Disisi lain, sebagai jawaban mengapa berdakwah lewat jurnalistik ( dakwah bil qalam ) adalah melalui tulisan-tulisan dimedia massa, seseorang dapat menciptakan opini publik, mempengaruhi masa, hingga melakukan propaganda. Satu hal lagi yang tidak boleh terlupakan adalah sebagai umat pilihan, haruslah mewarisi ketrampilan dan kemahiran para ulama, ahli fikir dan cendekiawan.
Muslim terdahulu yang dapat mengabadikan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu dalam pemikirannya melalui tulisan. Tidak kalah pentingnya lagi adalah ummat Islam menyadarkan umat Islam yang menyebarkan tulisan berbagai media massa, agar memiliki kesadaran dan mampu serta mau mengemban missi suci sebagai jurnalis Islam. 

3. Dakwah melalui Jurnalistik Perkokoh Ummat Islam.
               Satu masalah besar bagi ummat Islam di era globalisasi informasi dewasa ini adalah kurangnya memiliki media massa yang memadai. Pada hal jika ditilikdari fugsinya sangat besar sekali yaitu sebagi wadah memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai ummat Islam, atau membela kepentingan agama dan ummat Islam. Sebagai akibat yang jelas dirasakan oleh ummat Islam adalah tidak hanya tersalurkannya aspirasi ummat, tetepi yang lebih parah lagi adalah membuat ummat Islam hanya menjadi konsumen dan lahan pasar bagi musuh-musuh Islam yang tidak jarang membawa informasi yang menyesatkan.
               Tampak dalam perkembangan teknologi informasi yang sedang berkembang saat ini, agama dan umatIslam menjadi bulan-bulanan dari musuh-musuh Islam. Orang-orang barat dengan gencar berusaha menanamkan segala nilai-nilai barat, seperti paham materialisme, sekulerisme,nasionalisme, hedonisme atau isme lainnya yang menjadi mewabah dikalangan umat Islam.  Di era informasi ini ummat Islam tengah dilanda invasi pmikiran dan budaya barat. Dunia Islam tampak tidak berdaya menghadapi srangan pers barat yang bermisi menjauhkan ummat Islam ari ajaran Islam yang murni serta membuat opini umum atau kesan yang jelek tentang Islam.
  .          Bersambung                
                                             

2 komentar: