Selasa, 23 November 2010

Seri 2. Indahnya Kebersamaan

          Pada hari pertama, memang kedatangan saya terlambat, yaitu tidak ikut pertemuan di Aula Kecamatan Kepung, karena paginya "Vespaku ngadat" dan harus ke bengkel ganti Kampas Kopling. Hingga saya sampai di Aula Kecamatan Kepung, pertemuan sudah tampak bubar. Setelah istirahat dan makan bakso di warung Al Hidayah, baru saya menuju Desa Brumbung. Ternyata saya belum hafal jalan menuju lokasi, jadi harus sering tanya kepada warga setempat, mana itu Desa Brumbung, biarpun saya tiga hari yang lau pernah diajak survei oleh kawan-kawan.
          Tiba ditempat.... ee...... ternyata kawan-kawan sudah tak lagi di Kantor Desa. Saya lihat memang jam sudah menunjukkan pukul 13.30. Pikir-pikir digit HP saya pencet ke cenel Ustad Sulthon Fauzi, ngomong punya ngomong mereka sudah berada di POSKO, yang saat itu masih dirumah pak Samino;  tak lama kemudian saya dijemput oleh seorang kawan, maaf saya tak ingat lagi namanya. Sesampai di Posko saya disambut gembira oleh teman-teman, sapa dan jabat tangan mengiringinya. Setelah barang-barang bawaan saya taruh dilantai apa adanya lalu saya istirahat diteras, sambil melihat-lihat lingkungan.
          Habis sholat dhuhur dan makan camilan, kelompok kami mengadakan semacam rapat kilat, membagi tugas survey lapangan kewilayah kerja KKN dan sekaligus sowan kepada para pejabat setempat dan para pinisepuh. Saat rapat itu pula dibentuklah kelompok-kelompok, yaitu 3 kelompok. Saya sendiri tergabung di kelompok 3. Setelah 'Asyar, semua kelompok meluncurlah menuju sasaran masing-masing. Kelompok 1 ke Dusun Karang Tengah dipimpin Ustad Sulthon Fauzi, Dusun Pucang Anom dipimpin oleh Ustad Suharmaji, Dusun Tamping di pimpin oleh saya sendiri, yaitu Sakrip. Kelompok 3 yang menuju Dusun Tamping siap berangkat tumpleg-bleg, jejel - riyel, dengan menggunakan mobil Ustad Syafii dan dikawal oleh kawanku yang paling setia Ibu Nur Hidayati dan mBak Ermawati, ia berdua naik sepeda motor. Dalam perjalanan lebih kurang 10 menit sampailah di Dusun Tamping dengan diawali sowan di rumah Bapak Ketua RT 27 dan Bapak Ketua RT 28.
          Pertemuan  ini selain menyampaikan maksud kami ber KKN, juga memberikan informasi sederhana maksud-maksud KKN, yang akhirnya kami mohon doa restu dan dukungannya dari warga setempat. Tak ketinggalan data-data sementara dari Bapak Ketua RT  juga diberikannya, seperti jumlah penduduk, situasi daerah, pemeluk agama, pendidikan dan lain-lain. Lebih kurang 20 menit kami bincang-bincang, dan kemudian kami kembali ke POSKO melalui jalan yang sama, jalan yang aspalnya habis, berhari-hari tertindas dan terlindas oleh Truk-truk pengangkut batu kali dan pasir.
Lebih kurang jam 17.00 kelompok kami tiba di POSKO. Setelah mandi dan lain sebagainya, kami ke Masjid Sabilil Birri untuk mengikuti Jamaah Sholat Maghrib  dan sekaligus Sholat 'Isyak. Habis Sholat Maghrib dan sambil menunggu Sholat 'Isyak, waktu ini saya pakai mengamati lingkungan masjid, apa saja dan bagaimana kegiatan masjid ini. Ada terpampang Struktur Pengurus Masjid, Papan pengumuman mutasi keuangan, jadwal tugas dan jadwal kegiatan. Hanya yang belum terpampang Nama Masjid, seperti masjid-masjid lainnya kan ada Papan Nama Masjid. Kiranya perlu diperhatikan yaitu kebersihan masjid dan lingkungannya masih tampak belum teratur rapi. Apa mungkin personil/petugas-nya perlu dibenahi atau ada hal-hal lain yang perlu dipikirkan bersama. Akan tetapi kita harus maklum, tiap-tiap masjid ( khususnya mengenai pemasukan keuangan) tidak sama, tetapi jika keuangan itu dikelola dengan baik, maka sasaran penggunaannya akan terarah. Seperti misalnya pemeliharaan inventaris; karpet, almari perpustakaan, sonsistem, pemeliharaan bangunan, kebersihan dan lain-lain, insyaalloh semuanya akan tertangani.  Semua itu pangkalnya ada di - kebersamaan - lah yang perlu diperhatikan. Artinya semua jamaah harus ada rasa memiliki (jawa: handarbeni).
           Diutara masjid tampak ada bangunan yang tak terawat. Saya tanya kepada jamaah yang lagi duduk di serambi masjid, katanya dulu itu Pondok Pesantren. Didirikan oleh Al Mamaghfurlloh Kyai .......................
pada tahun 19.....dengan jumlah santri 1500 (seribu lima ratus)orang, jadi termasuk Kategori Pondok Pesantren besar. Syahdan setelah ditinggal pindah tempat oleh pendirinya, dan diganti oleh para generasi penerusnya, maka sedikit demi sedikit santrinya surut-surut dan lama-kelamaan santrinya tiada lagi. Saat tulisan ini saya haturkan kepada para pembaca bangunan pondok pesantren tersebut tak terawat. Entah apalah yang kurang, dan ini perlu dicermati.  Kena apa, apa sebab, bagaimana, kok bisa begitu, begini,
kok bisa tinggal bangunannya saja. Saya menyangka "pasti ada yang nggak beres".
Apa mungkin dari segi karisma generasi penerusnya?
Apa juga dari sudut menejemen pengelolaannya?
Apa SDM  personil pengelola kurang mumpuni?
"Barangkali bisa juga dari ketiganya. Memang kekompakan, sekali lagi kekompakan, akan selalu membawa sebagian dari keberhasilan suatu organisasi", kata Ustad Sulthon Fauzi dan Ustad Syafii. 
Termasuk keberanian dan kebersamaan dalam mengambil keputusan; jika keputusan ternyata salah,  maka keputusan tersebut perlu diperbaiki sedikit demi sedikit, jangan keputusan yang salah itu dibiarkan hingga berlarut-larut. Ah ................ biarlah dulu, ini PR kita bersama.
          Habis sholat 'Isyak kami kembali ke POSKO. Tak lama kemudian kami makan malam, yaa seadanya.
Yang penting perut terisi, makanan bergizi, memenuhi empat sehat lima sempurna.
Lebih kurang jam 20.30 kami mengadakan rapat umum, menyusun program kerja untuk hari-hari berikutnya. Didahului laporan hasil survey sementara tiap-tiap kelompok, kemudian dirangkum dan dipadukan. Maka disusunlah program terbut sesuai dengan juklak dari institut.
          Ternyata menyusun program kerja tidak gampang, susah dan sulit. Buktinya dari masing-masing divisi yang bisa tampil lebih dulu di Papan Pengumuman yaitu masih Divisi Pendidikan yang dikomandani oleh Ustad Mohammad Yusuf Ansory. Sedang Divisi Kelembagaan dan Divisi Keagamaan saya lihat hingga KKN berakhir tak nampang dengan lugas di papan pengumuman, sering ada perubahan dan ada yang tidak terealisir.Bahkan dari Divisi Kelembagaan yang dipimpin Oleh Ustad Ahmad Sarbini, kita sudah pulang kampung, beliau masih menyelesaikan tugas yang tercecer.
          Disinilah yang perlu dicermati juga, dalam menyelesaikan tugas ternyata kekompakan antar lembaga dan antar personil menjadi tulang punggung keberhasilan suatu organisasi. Sebagai pemimpin organisasi, disini ketua kelompok ambil peranan dalam bidang pengendaliannya, sehingga semua program tepat sasaran, hingga tujuan KKN terpenuhi. Dan insyaalloh, P3M tidak kesulitan membuat nilai di Sertifikat KKN yaitu nilai A(sangat baik) semua. Sedang yang terrealisir ada yang Nilai A, ada yang Nilai B, ini menunnjukkan bahwa kelompok 4 tidak ada kebersamaan yang indah. Yang ada hanyalah kekompakan semu, saling tuding dan saling menyalahkan.       

          Selanjutnya baca.............Seri 3. Brumbung kota sunyi........


                         Ustadzah Anni Muzdalifah  lagi istirahat bersama Ustadzah Susiyah
                     di penyeberangan pertama menuju Air Terjun Tretes Wonosalam Jombang               











(Penuslis dan kolektor : mBah Sakrip  Mhs IAI Tribakti Kediri, Smt VII/2010, Fak Dakwah- KPI, NIM. 07 030.0480, Agustus 2010, Brumbung,Kepung, Kediri)

Senin, 15 November 2010

PENGALAMANKU KKN IAI TRIBAKTI KEDIRI DI KEC. KEPUNG - PARE

Seri 1. Seperti Burung yang baru lepas dari sangkarnya                                                 
          Begini kan, waktu itu tepatnya Kamis tanggal 8 Juli 2010 sampai dengan Senin 9 Agustus 2010, kan perkuliahanku lagi habis semester VI dan  memasuki semester VII, ada peraturan dari institut bahwa  sebelum menjalani semester berikutnya (yaitu semester VII) mahasiswa/i wajib mengikuti KKN dulu. Itu lo KKN maksudku Kuliah Kerja Nyata, yaitu melihat dari dekat mengenai pengetrapan ilmu-ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah di bandingkan dengan realita di masyarakat. Apakah bisa atau sulit dan atau tidak bisa samasekali teori-teori di bangku kuliah tersebut diterapkan di masyarakat.
          Yang ku ingat betul aku bergabung di kelompok 4, bersama 32 orang kawan, dari berbagai Fakultas dan jurusan. Ada Fakultas Tarbiyyah, Fakultas Syariah dan Fakultas Dakwah. Aku sendiri ambil Fakultas Dakwah Jurusan KPI, Komunikasi dan Penyiaran Islam. Personilnya antara lain : Ma'ruf sebagai Ketua Klompok, Na'imah dan Rofi' sebagai sekretaris, mBak Ermawati, Nur Hidayati sebagai Bendahara. Anggotanya : Agus Basar Rh, Samsu Dukha, Saiful Mm, Saiful Huda, Sakrip, Suharmaji, Sulton Fauzi, Susiyah, Nur Hasanah, Nurkholifah, Mudzayanah, Ahmad Yani, Ahmad Sarbini, Badrul Muniroh, Ifa Munadiroh, Vivin Novarina,  Alifatussholihah, Anni Muzdalifah, Siswati, Yuni Istiwi, Nur Asiah, Yayuk Rokhmawati , Yusuf Ansori, Nurhidayah, dan Safii. Pokoknya semuanya cakep-cakep deh.......!

Kelompokku mendapatkan tugas di Desa Brumbung, Kecamatan Kepung, dari Kota Pare - Kediri Jawa Timur kearah timur lebih kurang 12 kilometer. Kami ngepos di Dusun Pucanganom, meliputi wilayah kerja KKN, yaitu Dusun Pucanganom, Dusun Tamping dan Dusun Karang Tengah.
Bagus loo lingkungannya ..............., pertama kami datang disambut dengan penuh hangat oleh warga masyarakat setempat, bahkan hingga KKN berakhir semuanya masih tetap terkenang.  Semula memang kami bertinggal di rumah Pak Samino, karena sesuatu hal yaitu antara lain listrik kurang memenuhi, kemudian kami pindah di rumah Pak Haji Qodir dan rumah Pak Haji Muhsin, Dusun Pucanganom, dekat Masjid Sabilil Birri. Jadi kami berada dilingkungan pesantren, dan warganya  taat beragama. Banyak kegiatan - kegiatan yang bersifat relegi di lingkungannya, baik laki-laki maupun perempuan, ada kelompok Yasin Tahlil, Taman Pendidikan Al Qur'an, Kelompok Belajar dan Bimbingan Sholat (KBBS), Dibaiyah, dan lain-lain.
          Sebelum lebih jauh dalam saya bercerita tentanng apa saja kegiatan KKN kelompok IV, begini ...saya dan kawan-kawan begitu masuk kedaerah Brumbung ini, khususnya Pucanganom, masih sangat mulus loo..., artinya masih banyak lokasi-lokasi yang belum tersentuh oleh tangan-tangan pembangunan, baik pertaniannya, pengaturan tata tanaman pekarangannya, dan lain-lain masih asli, panorama lingkungan alamnya ahh...... sangat indah. Apalagi, waktu kami tiba sudah sore, dan malamnya aduhai......., tak ada berisik suara mobil bak kota, suasanya ayem-tentrem, hanya suara-suara hewan cilik, belalang, jangkrik, saja kayaknya yang menemani kami  untuk bercengkerama, dan kayaknya setiap malam juga  menghibur warga Pucanganom dalam malam yang kelam.
          Paginya, setelah mengikuti sholat berjamaah subuh di Masjid Sabilil Birri, saya dan kawan-kawan tak segera kembali di POSKO, kami tertarik dengan sumber air di belakang Masjid   yang sepanjang tahun tak pernah henti, memancar terus tak pandang musim. Entah berapa kubik kekuatan pancarnya per jam, yang jelas aliran air sumber itu banyak dimanfaatkan oleh warga setempat dan warga-warga diluar daerah Brumbung, baik untuk pengairan sawah, sumber air minum, untuk mandi dan kebutuhan lainnya. Namun sayangnya sampai saat tulisan ini saya haturkan kepada para pembaca, sumber air itu belum tersentuh oleh pembangunan yang berbau APBD kabupaten Kediri. Pak Sugeng, yaitu Kepala Dusun Brumbung, dan Pak Tohari Kepala Dusun Pucanganom, mengatakan kepada kami  "sebenarnya untuk anggaran pembangunannya sudah diusulkan lewat rapat warga setempat, namun sampai sekarang anggaran itu belum turun, pada hal masyarakat sangat membutuhkan aliran sumber air tersebut. Yaa saya yakin air ini akan banyak manfaatnya".
          Kami berempat, yaitu saya sendiri (penulis naskah ini), Ustad Suharmaji, Ustad Sulthon Fauzi dan Pak Haji Muhsin (Ta'mir Masjid Sabilil Birri) juga punya gagasan seperti kehendak Pak Kepala Dusun diatas. Pikir punya pikir Sumber Air itu sangat bermanfaat kepada masyarakat, kami yakin kegunaan air sumber tersebut bukan hanya untuk pertanian, tapi bermanfaat untuk yang lain juga.
          Kemudian kami kembali ke POSKO, dan Pak Haji Muhsin pulang kerumahnya. Setelah baca Al Qur'an sedapatnya, maksud saya dua halaman - tiga halaman, kelompok kami mengadakan bakti sosial, yaitu bersih-bersih POSKO dan lingkungannya. Ya membersihkan debu-debu didinding-dinding ruangan, bersih-bersih jendela, nyapu halaman dan juga nyapu jalan depan Posko. Kawan-kawan putri sebagian ada yang berbelanja di pasar dan memasaknya. Sekitar jam 06.30, bakti sosial sudah rampung dan makan pagipun siap disantap. Alhamdulillah ............., ternyata lezat juga masakan kawan-kawan, nikmatnya bukan main. Lauknya..... ada urap-urap, ada kerupuk, telor dadar dan ada yang khas, yaitu ikan asin. Ikan Asin ini lauk kesukaanku,  mungkin rahasia kesukaanku ini ketahuan kawan-kawan, atau bagaimana yaa, tiap hari bahkan hingga KKN berakhir ikan asin pun tak ketinggalan. Tampil terus.............., dan akupun tak kan bosan melahapnya.
          Biarpun tak semua begitu, ada yang berfikir juga bahwa ditempat KKN ini bak seperti ngungsi tidur saja. Sedang jika ada kesempatan pulang kerumah, ah........ ada-ada saja, oleh anak-anak mana yang ditagih SPP, uang LKS, uang saku,mana bayar telepon, mana bayar listrik, genting bocor, ah........ puyeng !
Tapi yaa maklum dan perlu dicermati, bahwa kami peserta KKN ini 60 % sudah berkeluarga, sudah beranak pinak, biasanya hari-hari dirumah selalu disibukkan dengan urusan rumah tangga, ya urusan dapur, urusan anak, urus suami-istri, dan lain-lain. Termasuk saya sendiri ditempat KKN ini urusan ini-itu bab rumah tangga semua terlupakan, semua waktu hanya untuk KKN. Tampaknya kawan-kawan pun juga demikian, bahkan sepertinya ada yang lebih dari itu, mereka ditempat KKN ini merasa bebas, bebas-lepas dari urusan tetek-bengeknya rumah tangga, sekali lagi bebas, bebas seperti burung yang baru lepas dari sangkarnya. 
    











   Selanjutnya baca......." Seri 2  Indahnya kebersamaan"......(Penulis : Sakrip Mhs IAI Tribakti Smtr VII / 2010,Fak Dakwah- KPI ,NIM  07 030 0480).