Senin, 15 November 2010

PENGALAMANKU KKN IAI TRIBAKTI KEDIRI DI KEC. KEPUNG - PARE

Seri 1. Seperti Burung yang baru lepas dari sangkarnya                                                 
          Begini kan, waktu itu tepatnya Kamis tanggal 8 Juli 2010 sampai dengan Senin 9 Agustus 2010, kan perkuliahanku lagi habis semester VI dan  memasuki semester VII, ada peraturan dari institut bahwa  sebelum menjalani semester berikutnya (yaitu semester VII) mahasiswa/i wajib mengikuti KKN dulu. Itu lo KKN maksudku Kuliah Kerja Nyata, yaitu melihat dari dekat mengenai pengetrapan ilmu-ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah di bandingkan dengan realita di masyarakat. Apakah bisa atau sulit dan atau tidak bisa samasekali teori-teori di bangku kuliah tersebut diterapkan di masyarakat.
          Yang ku ingat betul aku bergabung di kelompok 4, bersama 32 orang kawan, dari berbagai Fakultas dan jurusan. Ada Fakultas Tarbiyyah, Fakultas Syariah dan Fakultas Dakwah. Aku sendiri ambil Fakultas Dakwah Jurusan KPI, Komunikasi dan Penyiaran Islam. Personilnya antara lain : Ma'ruf sebagai Ketua Klompok, Na'imah dan Rofi' sebagai sekretaris, mBak Ermawati, Nur Hidayati sebagai Bendahara. Anggotanya : Agus Basar Rh, Samsu Dukha, Saiful Mm, Saiful Huda, Sakrip, Suharmaji, Sulton Fauzi, Susiyah, Nur Hasanah, Nurkholifah, Mudzayanah, Ahmad Yani, Ahmad Sarbini, Badrul Muniroh, Ifa Munadiroh, Vivin Novarina,  Alifatussholihah, Anni Muzdalifah, Siswati, Yuni Istiwi, Nur Asiah, Yayuk Rokhmawati , Yusuf Ansori, Nurhidayah, dan Safii. Pokoknya semuanya cakep-cakep deh.......!

Kelompokku mendapatkan tugas di Desa Brumbung, Kecamatan Kepung, dari Kota Pare - Kediri Jawa Timur kearah timur lebih kurang 12 kilometer. Kami ngepos di Dusun Pucanganom, meliputi wilayah kerja KKN, yaitu Dusun Pucanganom, Dusun Tamping dan Dusun Karang Tengah.
Bagus loo lingkungannya ..............., pertama kami datang disambut dengan penuh hangat oleh warga masyarakat setempat, bahkan hingga KKN berakhir semuanya masih tetap terkenang.  Semula memang kami bertinggal di rumah Pak Samino, karena sesuatu hal yaitu antara lain listrik kurang memenuhi, kemudian kami pindah di rumah Pak Haji Qodir dan rumah Pak Haji Muhsin, Dusun Pucanganom, dekat Masjid Sabilil Birri. Jadi kami berada dilingkungan pesantren, dan warganya  taat beragama. Banyak kegiatan - kegiatan yang bersifat relegi di lingkungannya, baik laki-laki maupun perempuan, ada kelompok Yasin Tahlil, Taman Pendidikan Al Qur'an, Kelompok Belajar dan Bimbingan Sholat (KBBS), Dibaiyah, dan lain-lain.
          Sebelum lebih jauh dalam saya bercerita tentanng apa saja kegiatan KKN kelompok IV, begini ...saya dan kawan-kawan begitu masuk kedaerah Brumbung ini, khususnya Pucanganom, masih sangat mulus loo..., artinya masih banyak lokasi-lokasi yang belum tersentuh oleh tangan-tangan pembangunan, baik pertaniannya, pengaturan tata tanaman pekarangannya, dan lain-lain masih asli, panorama lingkungan alamnya ahh...... sangat indah. Apalagi, waktu kami tiba sudah sore, dan malamnya aduhai......., tak ada berisik suara mobil bak kota, suasanya ayem-tentrem, hanya suara-suara hewan cilik, belalang, jangkrik, saja kayaknya yang menemani kami  untuk bercengkerama, dan kayaknya setiap malam juga  menghibur warga Pucanganom dalam malam yang kelam.
          Paginya, setelah mengikuti sholat berjamaah subuh di Masjid Sabilil Birri, saya dan kawan-kawan tak segera kembali di POSKO, kami tertarik dengan sumber air di belakang Masjid   yang sepanjang tahun tak pernah henti, memancar terus tak pandang musim. Entah berapa kubik kekuatan pancarnya per jam, yang jelas aliran air sumber itu banyak dimanfaatkan oleh warga setempat dan warga-warga diluar daerah Brumbung, baik untuk pengairan sawah, sumber air minum, untuk mandi dan kebutuhan lainnya. Namun sayangnya sampai saat tulisan ini saya haturkan kepada para pembaca, sumber air itu belum tersentuh oleh pembangunan yang berbau APBD kabupaten Kediri. Pak Sugeng, yaitu Kepala Dusun Brumbung, dan Pak Tohari Kepala Dusun Pucanganom, mengatakan kepada kami  "sebenarnya untuk anggaran pembangunannya sudah diusulkan lewat rapat warga setempat, namun sampai sekarang anggaran itu belum turun, pada hal masyarakat sangat membutuhkan aliran sumber air tersebut. Yaa saya yakin air ini akan banyak manfaatnya".
          Kami berempat, yaitu saya sendiri (penulis naskah ini), Ustad Suharmaji, Ustad Sulthon Fauzi dan Pak Haji Muhsin (Ta'mir Masjid Sabilil Birri) juga punya gagasan seperti kehendak Pak Kepala Dusun diatas. Pikir punya pikir Sumber Air itu sangat bermanfaat kepada masyarakat, kami yakin kegunaan air sumber tersebut bukan hanya untuk pertanian, tapi bermanfaat untuk yang lain juga.
          Kemudian kami kembali ke POSKO, dan Pak Haji Muhsin pulang kerumahnya. Setelah baca Al Qur'an sedapatnya, maksud saya dua halaman - tiga halaman, kelompok kami mengadakan bakti sosial, yaitu bersih-bersih POSKO dan lingkungannya. Ya membersihkan debu-debu didinding-dinding ruangan, bersih-bersih jendela, nyapu halaman dan juga nyapu jalan depan Posko. Kawan-kawan putri sebagian ada yang berbelanja di pasar dan memasaknya. Sekitar jam 06.30, bakti sosial sudah rampung dan makan pagipun siap disantap. Alhamdulillah ............., ternyata lezat juga masakan kawan-kawan, nikmatnya bukan main. Lauknya..... ada urap-urap, ada kerupuk, telor dadar dan ada yang khas, yaitu ikan asin. Ikan Asin ini lauk kesukaanku,  mungkin rahasia kesukaanku ini ketahuan kawan-kawan, atau bagaimana yaa, tiap hari bahkan hingga KKN berakhir ikan asin pun tak ketinggalan. Tampil terus.............., dan akupun tak kan bosan melahapnya.
          Biarpun tak semua begitu, ada yang berfikir juga bahwa ditempat KKN ini bak seperti ngungsi tidur saja. Sedang jika ada kesempatan pulang kerumah, ah........ ada-ada saja, oleh anak-anak mana yang ditagih SPP, uang LKS, uang saku,mana bayar telepon, mana bayar listrik, genting bocor, ah........ puyeng !
Tapi yaa maklum dan perlu dicermati, bahwa kami peserta KKN ini 60 % sudah berkeluarga, sudah beranak pinak, biasanya hari-hari dirumah selalu disibukkan dengan urusan rumah tangga, ya urusan dapur, urusan anak, urus suami-istri, dan lain-lain. Termasuk saya sendiri ditempat KKN ini urusan ini-itu bab rumah tangga semua terlupakan, semua waktu hanya untuk KKN. Tampaknya kawan-kawan pun juga demikian, bahkan sepertinya ada yang lebih dari itu, mereka ditempat KKN ini merasa bebas, bebas-lepas dari urusan tetek-bengeknya rumah tangga, sekali lagi bebas, bebas seperti burung yang baru lepas dari sangkarnya. 
    











   Selanjutnya baca......." Seri 2  Indahnya kebersamaan"......(Penulis : Sakrip Mhs IAI Tribakti Smtr VII / 2010,Fak Dakwah- KPI ,NIM  07 030 0480).

1 komentar:

  1. Waduh pengalaman berKKn pakde Sakrip oke banget,bisa bagi bagi pengalaman,tapi mana gambar gambar dilokasi KKN kok nggak dimuat,ditampilin dong biar masuk disply di image.

    BalasHapus